1000 Warna, 1000 Cerita: Mendengarkan Informasi Dari Radio/Televisi Dan Mengajukan Saran Perbaikan

Thursday, February 2, 2012

Mendengarkan Informasi Dari Radio/Televisi Dan Mengajukan Saran Perbaikan

Mendengarkan Informasi Dari Radio/Televisi Dan Mengajukan Saran Perbaikan

Teknologi komunikasi berkembang begitu pesat dizaman ini. Tidak mengherankan jika orang dapat dengan mudah menyerap informasi dengan memanfaatkan teknologi komunikasi.cukup dengan mendengarkan radio atau melihat televisi, seseorang sudah mendapatkan informasi yang beragam. Tentu saja untuk memperoleh informasi yang akurat, kemampuan menyimak sangat dibutuhkan. Suatu informasi pun kadang memiliki kesalahan baik dalam segi penyampaian atau dari segi materi yang diinformasikan. Untuk itu diperlukan saran yang baik uuntuk perbaikan dimasa depannya.
Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum mengajukan saran:
1. Menangkap dan Mencatat pokok-pokok isi berita.
Saat mendengarkan pembacaan berita, ada beberapa hal yang kita tangkap. Salah satunya adalah menangkap isi pesan atau pokok-pokok isi berita. Kita perlu untuk mencatat pokok-pokok isi berita karena isi berita sudah sebagian besar tercakup dalam pokok-pokoknya dan selebihnya hanya merupakan tambahan. Untuk memudahkan kita semua dalam mencatatnya perhatikan 5W + 1H atau MeDiSiABaKa (apa, bagaimana, dimana, siapa, mengapa, kapan)


• (what) peristiwa apa yangterjadi dalam berita?
• (who) siapa pelaku dan perannya dalam peristiwa yang diberitakan?
• (when) kapan waktu terjadinya peristiwa tersebut?
• (where) di mana tempat terjadinya peristiwa?
• (why) alasan atau penyebab terjadinya peristiwa?
• (how) bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut?

Perbedaan antara gagasan pokok dan gagasan penjelas
gagasan pokok gagasan penjelas
cakupan umum dan luas cakupan khusus dan sempit
bagian yang dijelaskan oleh gagasan-gagasan lain bagian yang menjelaskan bagian lain
terdapat dalam kalimat utama terdapat dalam kalimat penjelas
biasanya ada bagian yang dirujuk oleh kalimat lain dalam kalimat penjelas, biasanya terdapat kata ganti yang merujuk kalimat lain (misalnya ini, itu, tersebut, dsb.)
jika gagasan tersebut di akhir paragraf (induktif), merupakan pernyataan penyimpul dari gagasan-gagasan sebelumnya. berupa kalimat ilustratif (kalimat berupa gambaran/penjelas)
biasanya mengandung konjungsi penyimpul (misalnya, jadi, dengan demikian, oleh karena itu, dsb) mendahului gagasan utama yagletaknya di akhir paragraf berupa pendapat-pendapat penunjang

2. Membedakan fakta dan opini.
Fakta adalah tulisan (data) yang bertujuan memberikan atau menginformasikan sesuatu kepada pembaca. Biasanya didukung oleh informasi yang akurat dan dapat dibuktikan keberadaan dan kebenarannya. Sedangkan opini adalah informasi yang hanya berupa gagasan dan tanggapan dari penulis atau narasumber.

3. Memberikan tanggapan atas isi berita.
Dalam menanggapi isi berita, hal pertama yang harus dilakukan yaitu mendenngarkan berita tersebut. Dengan mendengarkan berita tersebut, dapat ditentukan kualitas (baik/buruk) berita tersebut.

Menurut buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XII berita dapat dikatakan baik apabila:
a. Baru/hangat
b. Berdekatan dengan pendengar/pembaca berita
c. Penting. Kriterianya adalah memenuhi tingkat keluasan, kehebatan, atau kemenonjolan peristiwa
d. Konflik, yaitu kriteria/ kejadian yang mengandung konflik adalah suatu dramatik dan penuh misteri sehingga seseorang inginn mengetahui akhir dari peristiwa yang diberitakan
e. Nama tokoh, maksudnya peristiwa yang diberitakanmelibatkan orang-orang terkenal atau ternama atau pejabat merupakan berita yang menarik dan
f. Variasi, kejadian/peristiwa yang luar biasa, aneh, belum pernah terjadi sebelumnya, tidak terjadi setiap hari, dan tidak akan mungkin terjadi lagi menjadi daya tarik sendiri.
Berikut adalah contoh dari sebuah tanggapan:
Berita
Menyikapi krisis energi nasional akibat melambungnya harga minyak mentah dunia, pemerintah berkeinginan untuk menggunakan energi nuklir sebagai salah satu energi alternatif. Kepala Badan Atom Nasional (Batan), Soedyartomo Soentonon, mengatakan, nuklir (PLTN) merupakan satu-satunya pilihan untuk bisa keluar dari krisis energi listrik.
Tanggapan dan saran
saya kurang sependapat dengan pernyataan bahwa, nuklir merupakan satu-satunya pilihan untuk dapat keluar dari krisis energi listrik. Masyarakat kita masih khawatir akan keamanan PLTN. Menurut saya, nuklir bukanlah satu-satunya alternatif untuk mengatasi krisis energi listrik di tanah air. Dengan kekayaan alamnya, Indonesia berpotensi mengembangkan bahan bakar alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Tengok saja penggunaan energi tenaga surya yang lebih terjamin keamanannya.

No comments:

Post a Comment

Twitter

Facebook Badge